Rabu, 26 Oktober 2011

PENTINGNYA ASUHAN MASA NIFAS



ASUHAN MASA NIFAS
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
1)   Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
2)  Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB (Keluarga Berencana), menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
3)      Memberikan pelayanan KB (Keluarga Berencana).

Ø  Program dan Kebijakan Teknis
Program dan Kebijakan Teknis menurut Saifuddin (2001 : 123) yaitu : paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan BBL (Bayi Baru Lahir) dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan 1    :   6 – 8 jam setelah persalinan.
Kunjungan 2    :   6 hari setelah persalinan.
Kunjungan 3    :   2 minggu setelah persalinan.
Kunjungan 4    :   6 minggu setelah persalinan.

Ø  Perawatan Masa Nifas
Menurut Mochtar (1998 : 116), perawatan masa nifas adalah sebagai  berikut :
1)    Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari ke-4 atau ke-5 diperbolehkan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-lukanya.
2)    Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan  makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3)    Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m. sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4)    Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari post partum. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
5)    Perawatan Payudara
Telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan :
a)      Pembalutan payudara sampai tertekan.
b)      Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel.
Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
6)    Laktasi
Sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae :
a)      Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelanjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
b)      Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu.
c)       Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d)      Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh LH atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari post partum. ASI adalah untuk anak ibu. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in :
(1)    Mudah menyusukan bayi.
(2)    Setiap saat selalau ada kontak antara ibu dan bayi.
(3)    Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya
7)    Cuti Hamil dan Persalinan
Menurut UU (undang-undang),  bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin ditambah 2 bulan post partum.
8)    Pemeriksaan Pasca Persalinan
Di Indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan persalinan normal, hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian.
Pemeriksaan post natal antara lain :
a)    Pemeriksaan umum : TD (Tekanan darah), nadi, keluhan dan sebagainya.
b)   KU (Keadaan umum) : suhu badan, selera makan dan lain-lain.
c)    Payudara : ASI, puting susu.
d)   Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
e)   Sekret yang keluar, misalnya lochea, fluor albus.
f)     Keadaan alat-alat kandungan.
9)    Nasehat untuk Ibu Post Natal
a)      Sebaiknya bayi disusui.
b)      Kerjakan gimnastik sehabis bersalin.
c)       Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB (Keluarga Berencana) untuk menjarangkan anak.
d)      Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.
Ø  Komplikasi Masa Nifas
Komplikasi masa nifas menurut Saifuddin (2001 : 260) adalah sebagai berikut :
1)      Metritis
Tanda dan gejala : nyeri perut bagian bawah, lochea yang purulen dan berbau, uterus tegang dan subinvolusi.
2)      Abses Pelvik
Tanda dan gejala : nyeri perut bagian bawah, pembesaran perut bagian bawah, demam yang terus-menerus.
3)      Peritonitis
Tanda dan gejala : nyeri perut bagian bawah.
4)      Bendungan Payudara
Tanda dan gejala : nyeri payudara dan tegang.
5)      Mastitis
Tanda dan gejala : nyeri payudara dan tegang / bengkak.
6)      Abses Payudara
Tanda dan gejala : payudara tegang dan padat, kemerahan.
7)      Sellulitis pada luka perineal
Tanda dan gejala : nyeri pada luka / irisan dan tegang / indurasi.
8)      Infeksi Traktus Urinarius
Tanda dan gejala : disuria.
9)      Trombosis Vena Dalam
Tanda dan gejala : demam tinggi, menggigil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar